Metode Pekerjaan Retaining Wall

April 17, 2020
Yuwono Wikan Driyogo

Dinding  penahan  tanah  adalah  suatu  konstruksi  yang  berfungsi  untuk menahan  tanah  lepas  atau  alami  dan  mencegah  keruntuhan  tanah  yang  miring atau  lereng  yang  kemantapannya  tidak  dapat  dijamin  oleh  lereng  tanah  itu sendiri.

Tanah  yang  tertahan  memberikan  dorongan  secara  aktif  pada  struktur dinding sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser. 

Dinding    penahan    tanah    berfungsi    untuk    menyokong    tanah    serta mencegahnya  dari  bahaya  kelongsoran. Baik  akibat  beban  air hujan,  berat  tanah itu sendiri maupun akibat beban yang bekerja di atasnya
Dinding  penahan  tanah  sudah  digunakan  secara  luas  dalam  hubungannya dengan  jalan  raya,  jalan  kereta  api,  jembatan,  kanal  dan  lainnya.  Aplikasi  yang umum menggunakan dinding penahan tanah antara lain sebagai berikut:
a. Jalan raya atau jalan kereta api yang dibangun di daerah lereng.
b. Jalan   raya   atau   jalan   kereta   api   yang   ditinggikan   untuk   mendapatkan perbedaan elevasi.
c. Jalan  raya  atau  jalan  kereta  api  yang  dibuat  lebih  rendah  agar  didapat perbedaan elevasi.
d. Dinding penahan tanah yang menjadi batas pinggir kanal.
e. Dinding    khusus    yang    disebut flood    walls,    yang    digunakan    untuk mengurangi/menahan banjir dari sungai.

Baca Juga : Metode Pekerjaan Timbunan

f. Dinding  penahan  tanah  yang  digunakan  untuk  menahan  tanah  pengisi  dalam membentuk  suatu  jembatan.  Tanah  pengisi  ini  disebut approach  filldan dinding penahan disebut abutments.
g. Dinding  penahan  yang  digunakan  untuk  menahan  tanah  di  sekitar  bangunan
Salah satu jenis pembuatan retaining wall adalah dengan
h. Dinding penahan tanah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan material seperti pasir, biji besi, dan lain-lain

Aplikasi Retaining wall

Salah satu jenis retaining wall adalah berbahan batu dinding ini terbuat dari pasangan   batu, terkadang pada  dinding  jenis  ini  dipasang  tulangan  pada  permukaan  dinding untuk  mencegah  retakan  permukaan  akibat  perubahan  temperatur. Berikut ini adalah metode sederhana pelaksanaan  pembuatan Retaining wall

1. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lahan
Pembersihan lapangan di laksanakan agar modah dalam pekerjaan, selain lebih mudah dalam bekerja juga mudah dalam loading material. Pekerjaan awal selain pembersihan adalah pengukuran lapangan dan pembuatan bowplank.

  • Persiapkan alat kerja untuk pengukuran dan pembersihan lapangan
  • Pekerjaan Pengukuran dan survey di kerjakan sebelum semua pekerjaan kontruksi.
  • Siapkan alat kerja dan bahan yang akan digunakan.
  • Ukur bagian yang akan dikerjakan.
  • Pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah pengerjaan pengukuran selesai.
  • Ukur dengan alat survey yang telah di sediakan
  • Catat setiap hasil pengukuran dari mulai data ukur lapangan hingga kondisi cuaca
  • Hasil pembersihan berupa sampah, sisa puing bila ada bongkaran, tanah, batu dan material lainnya diangkut dari lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck, yang selanjutnya dibuang/ditempatkan dengan mengikuti petunjuk Direksi. 

Pengukuran dan Pembersihan lapangan

2. Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan  galian  tanah  memiliki  beberapa  tahapan  pekerjaan,  mulai  dari  proses  perencanaan  sampai  pada   pelaksanaan   pekerjaan   galian   tanah   yang   meliputi   pekerjaan   persiapan,   penggalian   dan   pemindahan  tanah.

Galian tanah dengan tenaga exavator

Dari galian tanah dan perapian, baru pekerjaann selanjutnya bisa di laksanakan. Berikut tahapannya

  • Pekerjaan galian tanah dapat di laksanakan setelah pekerjaan pengukuran selesai dan telah disediakan patok tanda batas galian sehingga dapat memudahkan pekerjaan galian
  • Pertama-tama Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan
  • Setelah lokasi di tentukan langkah selanjutnya adalah penggalian. Penggalian/pengerukan bisa dengan menggunakan tenaga manusia atau dengan exavator yang perapiannya di bantu dengan tenaga manusia
  • Ukuran dimensi kerukan berdasar perencanaan yang telah di setujui baik owner maupun pengawas dan kontraktor.
  • Lokasi tanah galian di tentukan karena tanah galian nantinya akan di gunakan sebagai timbunan
  •  Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian untuk menampung tanah bekas galian. Tanah bekas galian tersebut langsung dibuang ke luar proyek dan di sisi rencana saluran disiapkan sebagian material bekas galian untuk digunakan pengurugan kembali. Dengan demikian area di sisi galian relatif bersih dan setiap saat siap ditempati stock beton pracetak u-dtich.
  • Pada setiap pekerjaan  seperti dimensi, luasan, panjang, lebar, tinggi, ukuran, dan spek harus di sesuaikan dengan bentuk yang ada di gambar
  • Pekerjaan ini membutuhkan pekerja yang berpengalaman dan yang terutama adalah safety.
Perapian dengan tenaga manusia

Baca Juga : Metode Pelaksanaan Lantai Kerja Beton

3. Pemasangan Batu Retaining Wall
Setelah galian selesai dan tempat siap untuk di pasang batu, maka pemasaangan batu bisa di laksanakan. Pastikan lokasi dengan material dekat. Berikut ini adalah langkah kerjanya.

Pemasangan batu retaining wall dengan patokan patokan
  • Siapkan gambar kerja untuk memastikan lokasi dan dimensi pekerjaan yang akan dilaksanakan. Konsultasikan dengan konsltan dan owner apakah ada perubahan perubahan yang di biasanya di karenakan kondisi lokasi.
  • Siapkan lokasi soading material seperti semen, pasir dan batu. Material yang tertata membuat pekerjaan lebih cepat dan efektif
  • Cek penempatan batu kali agar sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana pembuatan retaining wall. Pemasangan batu kali retaining wall dilaksanakan dengan metode kerja dan spesifikasi material berikut juga alat yang sudah di tentukan sehingga dapat tersusun dengan baik dan sesuai perencanaan.
  • Kondisi lokasi  yang akan di bangun retaining wall harus bersih Jika terdapat kotoran atau lumpur harus di bersihkan agar batu tidak mengganggu pekerjaan dan kualitas bangunan.
  • Jika kondisi lokasi sudah memungkinkan untuk pemasangan batu, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian lokasi yang akan dipasangkan. Fungsi garis benang sebagai patokan elevasi. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke ujung  dinding. 
  • Untuk ketegakan dibuat  garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan.
  • Jika benang horizontal  pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudian mulai memasang batu pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan  mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. 
  • Lakukan pengecekan  leveling  diatas  batu yang sudah terpasang  dengan campuran semen dan pastikan  semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ke tingkat berikutnya.
  • Jika batu sudah dipasangkan dalam beberapa tingkatan, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata, jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding tangga
  • Lakukan hingga mencapai top elevasi yang di rencanakan. Dan selalu patikan campuran antara sesuai dengan spesifikasi teknis agar kekuuatan dinding retaining wall dapat di pertanggungjawabkan
  • Setiap Pekerjaan harus di catat dan di laporkan, meliputi jam pekerjaan, cuaca, volume yang di laksanakan, dan jumlah pekerja.
Pemasangan batu retaining wall

4. Pekerjaan Urugan Kembali
Setelah pekerjaan pemasangan batu selesai, untuk perapian maka uruglah kembali sisa sisa lubang galian tempat pengerjaan. Berikut adalah tahapan kerjanya

  • Bahan timbunan dihampar sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana kontruksi bangunan (misalnya tanggul badan jalan dan lain-lain) sesuai dengan Design Drawing (Gambar Desain) dengan menggunakan tanah bekas galian
  • Padatkan hamparan timbunan yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan permukaan tanah disiram dengan air)
  • Apabila diperlukan selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran (misalnya akar dan lain-lain), dari bahan timbunan dengan tenaga kerja khusus.
  • Diadakan test kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data dari test kepadatan laboratorium
  • Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor) berpengaruh pada kecepatan penyelesaian pekerjaan tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan.
  • Pada setiap pekerjaan  seperti dimensi, luasan, panjang, lebar, tinggi, ukuran, dan spek harus di sesuaikan dengan bentuk yang ada di gambar
Timbunan kembali
********************************************************************************
Menyediakan material konstruksi untuk lokasi DKI Jakarta dengan spesifikasi
1. Timbunan puing per m3 harga : Rp 175.000
2. Timbunan campuran makadam dan  tanah per m3 harga : Rp 200.000
3. Timbunan campuran krikil dan pasir Per m3 harga Rp 290.000
4. Batu pecah pasang per m3 harga : Rp 350.000
4. Batu pecah pasang per m3 harga : Rp 350.000
5. Pasir pasang dan pasir + abu per m3 harga : Rp 350.000
6. Paving cacing dan paving jenis bata K 350 per m2 : Rp 150.000
7. Paving cacing dan paving jenis bata K 400 per m2 : Rp 175.000
8. Paving hexagon K 250 : 135.000

Hub. 081225303501 (wikan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © Driyogo.com
Designed & Optimized by AriefSEO 2022
Kontak WA