• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • Home
  • Survey & Contruction
  • Marine & Oceanography
  • Travelling & Photography
  • Health & Sport

Yuwono Wikan Driyogo

Personal Blog

Ad example

Pendakian Merbabu

June 6, 2018 by admin Leave a Comment

Dan tiba-tiba kami saling menyapa, saat awal kami bertemu.
Dan kemudian kami saling mengakrabi, bahkan saat kami belum saling mengenal nama.
Dan  selanjutnya….saat kami berpisah, maka sesuatu hal terbit.
Kami menjadi insan-insan bersaudara.
Sehangat Semangat Di Merbabu

Pagi masih muda, sinar mentari mulai menembus pepohonan memanjang seperti selendang keemasan, jam tangan menunjukkan 4:50 WIB, kami berhenti sementara di antara Sabana II dan Jemblongan untuk bersujud berjamaah ke Maha Pencipta Keindahan, memang pagi itu cerah, kami gunakan embun-embun menggantung di dedaunan yang tampak seperti berlian jatuh dari langit sebagai pembasuh wudhu.
Embun di rerumputan Sabana II
Selesai sholat kami melanjutkan perjalanan, kebetulan rombongan yang tertinggal sekarang tepat di belakang kami. Tepat jam 6:00 WIB akhirnya kami menyapa puncaki. Ucap syukur membasahi mulut kami. Gunung ini memang salah satu yang tercantik di Pulau Jawa. Selain mempunyai padang rumput yang sangat luas, bila dari puncak akan terlihat puncak-puncak kecil seperti bukit-bukit mengiringi perjalanan kami. Semacam raksasa penjaga puncak. Ditambah panorama puncak “kekasih Merbabu”, Merapi yang pasti akan membuat para pendaki akan tahan berlama-lama dan rindu bila tidak menjumpainya lagi. 
Sabana I
Kami sempatkan mengabadikan momen-momen perjalanan. Tentu agar tidak mata kami saja yang menjadi saksi keindahannya.t Tpat jam 8:00 kami memutuskan untuk turun. Angin lembah efek dari perbedaan suhu dan tekanan menghantam sejuk di muka kami. Semilir angin membuat alang-alang berkelebat. Cukup cepat saat kami turun, hanya butuh waktu tiga jam. Tapi kami semua sepakat, mungkin tiga tahun lagi pun kami tidak akan melupakan pengalaman kesananya. Mungkin karena panoramanya, juga kawan-kawannya. Di Merbabu kami mendaki sekaligus menemukan saudara baru.
Yak…. Mari kita mulai cerita perjalanannya.
Map Pendakian
Waktu itu aku berangkat dari semarang. Aku menggunakan kendaraan pribadi (motor). 2 jam perjalanan dari semarang menuju kota boyolali..dan dilajut kurang lebih 1 jam perjalanan dari kota Boyolali ke Kecamatan Selo.  Kecamatan ini berada di ketinggian kurang lebih 1.600 mDpl. Kawasan Selo termasuk kawasan wisata yang memang memiliki pemandangan yang cukup indah, karena diapit oleh dua gunung yang cukup dikenal di Pulau Jawa. Merapi dan Merbabu.
Kalau dengan kendaraan umum biasanya bis dari Semarang – Solo akan lewat boyolali. Harga kisaran Rp 20.000. Bisa juga dari Surakarta, Jogja, Jakarta (Harga cek internet aja ya hehe). Turun di terminal boyolali. Dari Boyolali ada angkot tujuan Selo. Rp 15.000 Cukup mudah 
Dari kecamatan Selo kami bergerak menuju basecamp pendakian merbabu yang konon  gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Kalau ojek sekitar 25.000. Desa-desa kami lalui, tampak asri dan alami apalagi ditambah pesona jalanan yang berkelak-kelok dengan view yang menghijau. kampung Tuk Pakis namanya, masuk Desa Jarakan. Kampung ini  merupakan Kampung terakhir untuk mencapai puncak Gunung Merbabu. Untuk tiba di kampung ini perjalanan melewati jalanan berbatu melalui Kampung Jarakan (± 1.580 m dpl) dan kampung Selo Tengah sekitar 1 jam perjalanan dari Pos Polisi yang ada di pusat wilayah Selo. 30 menit kami sampai.jalur Selo adalah salah satu jalur dari dua jalur yang direkomendasikan. Satunya lagi adalah jalur Kopeng Magelang.
Dusun Tuk Pakis terletak pada ketinggian 1.800 m.dpl, merupakan perkampungan kecil. Mata pencaharian sebagian besar penduduk dusun ini dengan bertani sayur-sayuran. Untuk dicatat,  PERSEDIAAN AIR SEBELUM MENDAKI SEBAIKNYA MENGAMBIL DI KAMPUNG INI KARENA SUMBER AIR TIDAK KITA TEMUI LAGI SEPANJANG PENDAKIAN KE PUNCAK GUNUNG MERBABU. Parkir sekitar 5.000 perhari. Biaya administrasi bervariasi. Rata-rata juga 5.000-10.000 rupiah

Logistik bergantung. Hemat-hematnya 50.000 per orang.

Baca juga : Pendakian Ungaran, Ramadhan

Setelah sholat dhuhur jam 12.00 WIB kami berjalan.

Tim Merbabu
> Perjalanan ke Pos I
90 menit kami berjalan hingga pos I

Perjalanan menuju Ke Pos I

Lebih sering di temani ditemani hutan-hutan montane yang kebanyakan didominasi jenis pinus. Tidak terlalu melelahkan karena selain belum mencapai jalan pendakian curam, kami isi juga perjalanan kami dengan canda khas sok akrab.

Sejenak Ber istirahat di pos I

Pos yang berupa sebidang tanah ini berada pada ketinggian ± 2190 m. 

>> Lanjut ke Pos II
Dari pos I kami melanjutkan perjalanan ke pos II. Pos Pandean Namanya. Kurang lebih kami harus mendaki setinggi 230 m untuk mencapainya. Hampir sama, 90 menit kami habiskan untuk menyusurinya.

Pos II

Tampak monyet bergantungan menemani perjalanan kami. Sebenarnya saya ingin sekali mengambil gambar monyet-monyet itu, tapi sayang mereka terlalu gesit untuk diambil. Tampak juga beberapa jenis ekor burung habitat asli Gunung Merbabu.

Perjalanan Menuju ke pos II

Pada ketinggian ± 2420 mdpl di punggung merbabu jenis hutan mulai tampak berbeda, ada sedikit peralihan jenis, namun fauna-faunanya masih banyak ditemukan. 

>>> Dan Pos III Menunggu
Pos III menunggu. Arloji menunjukan pukul 15.30 WIB. Udara dingin mulai menusuk tulang-tulang ditambah matahari yang sudah mulai menurunkan panasnya. Satu jam kami berjalan hingga akhirnya sampai di pos III. Watu tulis namanya. Tidak ada yang tahu dari kami mengapa namanya watu tulis. Mungkin karena banyak batus besar dan coretan-coretan di batu ini.

Pos III

Disini edelwies mulai tumbuh kembang dan tumbuhan tipe alang-alang juga sejenis arbei gunung sudah bisa dideteksi. Dari pos dengan ketinggian ± 2590 mdpl pemandangan gunung merapi mulai memanjakan mata kita.

Baca Juga : Jalan-Jalan Ke Ende, Edisi Kelimutu

>>>> Sabana I, nge_Camp dulu
45 menit perjalanan yang di butuhkan mencapai pos III dari pos II. Kami memutuskan beristirahat sementara di Sabana I. Selain karena lelah perjalanan, sangat rugi juga kalau tidak menyempatkan untuk melihat cakrawala yang mulai terendam di ufuk barat dari lokasi ini. Pos sabana I memiliki ketinggian ± 2770 m. Udara dingin benar-benar sudah terasa di ketinggian ini, beberapa dari kami sudah menggunakan jaket sebagai penghangat. Tidak lama kami lanjutkan ke pos sabana II.

Tempat Camp ada di Pos I

Jalanan mulai terlihat lebih menanjak. Hingga 60 derajat. Beberapa dari kami bahkan sering terpeleset karena kelelahan. Tapi akhirnya sampai juga di pos sabana II. Sebenarnya perjalanan cukup mengasikkan karena disepanjang jalan kami ditemani dengan edelwies. Dari Pos Sabana I hingga Pos Sabana II sebenarnya bisa cepat, namun karena sudah sore kami putuskan untuk berhenti. Di Pos Sabana I kami beristirahat untuk “menginap” dan melanjutkan perjalanan besok paginya.

>>>>> Cantiknya Sabana II. Teletubies
Jam 4:00 udara sedingin es. Kami terbangun. Beberapa pendaki tampak sudah merapikan tenda-tenda untuk melanjutkan perjalan. Dari Pos Sabana I kami melanjutkan perjalanan ke Sabana II

Baca juga : Pendakian Mahameru

Sabana II, Buki teletubies

Pos Sabana II berada pada ketinggian ±2860 mdpl. Ada sebuah bukit dengan kecuraman hampir 70 derajat untuk menuju ke Pos sabana II. Pos sabana II akan memberikan keindahan yang sangat luar biasa. Bukit-bukit terlihat semacam pasukan pasukan yang tegap menjaga puncak. Dan tentu disini sangat cocok utuk ajang lokasi “pameran” foto.
Sebenarnya jarak dari Pos Sabana I ke Pos Sabana II cukup dekat, namun karena ada pemisah bukit dengan tanjakan yang sangat ekstrim, jadinya kami membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk melewatinya.

>>>>>> Track Sabana III, Pos Jemblongan
Dari Pos Sabana II perjalanan kami lanjutkan, kami tidak begitu lelah karena disuguhkan pemandangan yang sangat indah dan kami tahu sebentar lagi akan sampai puncak. Tidak sampai setengah jam kami melewati Jemblongan, banyak juga pendaki yang meyebut ini Pos Sabana III.

Lokasi camp di Sabana III

Ternyata di Pos ini juga banyak pendaki yang beristirahat untuk mendirikan tenda. Memang, saya sediri mengakui banyak lokasi Merbabu yang cocok dijadikan lokasi berkemah, banyak lokasi yang datar sehingga memudahkan pendaki untuk beristirahat dan bermalam. Selain itu topografi yang berbukit-bukit menjadikan lokasi-lokasi berkemah lebih aman dari terjangan angin, baik angin gunung maupun angin lembah

>>>>>>> Dan Yang Tertinggi
satu jam kemudian akhirnya puncak kami gapai. Puncak Triangulasi namanya. Puncak tertinggi di Mebabu.

Perjalanan menuju Puncak

Dari puncak itu kita bisa melihat ternyata ada banyak puncak di Merbabu. Beberapa pendaki bahkan masih penasaran dan masih melanjutkan ke puncak yang lainnya. “tidak afdol” katanya. Kami mencukupkan perjalanan di puncak ini, Merapi tampak semakin berwibawa dab megah terlihat. Letih dan lelah terasa hilang, apalagi kami mendapat saudara-saudara baru yang meceritakan pengalaman-pengalaman masing-masing.

Akhirnya sampai di puncak

Hasil dari perjuangan

Tepat jam 8:00 WIB kami memutuskan untuk pulang. Thanks Merbabu. Semoga keindhanmu selalu terbit layaknya persaudaraan-persaudaraan kami yang terbit.

* Dibalik Layar *
Menuju puncak, jam 6.00 WIB

Tampak jalurdari Magelang

Sejenak Selvie melepas lelah

Jalur dari Magelang

Perjalanan pulang

Ladang edelwies

didepan Merapi

Sabana I, Sabana II,Sabana III, dan Puncak

Salam Merbabu ^_^

Songsong perjalanan pulang ^_^

Btw…ternyata mereka jodoh 😀

End

Trimakasih kepada :
Uhtin Sulastri (ahli biologi undip)
Afirman Karyono (marine & mountainer’s)
Atom Najibullah (fisheries tech laboratory)
Icha aprilia (administrasi yg ngitung2 uang & utang)
Dahliana agustini (industrial enginering bagian pariwisata)

Jam dinding basecamp menunjuk angka 12.00 WIB Tepat dhuhur kami sampai disana. Sangat sepi untuk ukuran hari sabtu.
“mau naik merbabu juga mas?” seorang bertanya kepada kami. “nggak mas mau ke belanja ke mall”
“he,he habis dhuhur bareng ya mas” lanjutnya
“dengan senang hati”

dan juga :
Mas sarung “faiq” bolong (president of indonesian mbolang comunity)
Mas sunt (Pecinta marmut comunity)
Mas Halwani (ustadnye jawa timur)
Mbak lela & mbak gina (saudara kembar adek kakak)

Ini Pendakian ku Merbabu ke 2. Tidak terlalu berat meski untuk pemula. Total perjalanan bila santai  6 jam.
Kalau mau berkenalan dan sharing bisa klik : sini
Atau akun media sosial di pojok atas kanan. Semua aktif

Oke, semoga bermanfaat
Kalau bermanfaat ikuti, komen atau share ya he,he
Sampai bertemu di perjuangan berikutnya

Filed Under: Travelling & Photography

Reader Interactions

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

E-mail Newsletter

  • Facebook
  • GitHub
  • Instagram
  • Pinterest
  • Twitter
  • YouTube

More to See

Jasa Tender Proyek Fisik Pengadaan dan Konstruksi

April 4, 2022 By admin

Survei Bathimetri Pelabuhan Perikanan Samudra Nizamzachman, DKI Jakarta (Kesimpulan dan Foto Dokumentasi)

February 8, 2022 By admin

Footer

Text Widget

This is an example of a text widget which can be used to describe a particular service. You can also use other widgets in this location.

Examples of widgets that can be placed here in the footer are a calendar, latest tweets, recent comments, recent posts, search form, tag cloud or more.

Sample Link.

Recent

  • Contoh Dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Untuk Tender Lelang Kontruksi Proyek Waduk dan Embung
  • Jasa Tender Proyek Fisik Pengadaan dan Konstruksi
  • Survei Bathimetri Pelabuhan Perikanan Samudra Nizamzachman, DKI Jakarta (Kesimpulan dan Foto Dokumentasi)
  • Survei Bathimetri Pelabuhan Perikanan Samudra Nizamzachman, DKI Jakarta (Hasil Dan Pembahasan)
  • Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan Jalan Beton, Jalan Paving, dan Jalan Aspal Lapen

Search

Copyright © 2022 · Magazine Pro on Genesis Framework · WordPress · Log in