• Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
  • Home
  • Survey & Contruction
  • Marine & Oceanography
  • Travelling & Photography
  • Health & Sport

Yuwono Wikan Driyogo

Personal Blog

Ad example

Pendakian Ungaran, Ramadhan.

May 23, 2018 by admin 2 Comments

Adzan sayup-sayup terdengar beriring tenggelamnya surya. Kulihat jam sudah menunjuk pada angka 6. Sudah 1 jam  melewati jalanan yang penuh ilalang. Kuamati sekeliling tempat aku berpijak, tampak barisan pohon yang membentuk benteng sepanjang kurang lebih 50 meter, namun di tengahnya terdapat jalan masuk seperti gerbang menuju gua.

“sedikit lagi sampai!”

Aku memang sedikit hapal tempat ini, karena ini pendakianku yang ke 6 di Ungaran. “Bismillah..” Kuminum sedikit bekalku. Lima menit kemudian, aku melihat dataran tertinggi dari Ungaran. Kupastikan itu adalah puncak. Surya sudah benar-benar tenggelam bersama sinarnya. Senter kunyalakan untuk menerangi lokasi-lokasi lain untuk pendirikan tenda, setelah beberapa waktu, akupun menemukan lokasi yang pas. Gelap semakin menandakan malam benar-benar sudah menyelimuti. Setelah sholat magrib, tidak sampai 20 menit tenda sudah berdiri. Kusinari lagi sekeliling lokasi, lalu aku memutuskan untuk istirahat di dalam tenda.

“Sudah kuduga aku akan sendirian disiini” Kataku dalam hati, “tidak ada yang akan mau mendaki di bulan puasa”
Ungaran Dari Pos Promasan

 – 

03.00 pm


Perjalanan tetap dimulai dari camp mawar Jimbaran tepat jam 3 sore selepas sholat ashar. Ternyata di bulan puasapun mawar tetap ramai, tiket masih sama Rp 3.000 untuk parkir motor, dan Rp 5.000 untuk tiket masuk. 
“mendaki sendirian mas? Kapan turunnya” tanya penjaga camp
“Iya mas, besok juga sudah pulang. Ada yang mendaki tidak mas?”

“Kalau dari mawar tidak ada”
Camp mawar
Baca Juga : Pendakian Mahameru
Hutan pinus ungaran tampak menghijau. Beberapa lokasi masih rimbun, namun beberapa lokasi sudah gundul. Mungkin memang pinus disini dimanfaatkan warga untuk pendapatan ekonomi daerah sekitar. Dari dulu pasti ada peandangan satu sisi ditebang, satu sisi ditanami. Jalan stabil dan datar hingga 10 menit pertama, setelah itu jalan mulai mendai. Cukup 30 menit untuk sampai pos 2. Jarum menit  menunjuk pada angka 9. Jam 3.45 pm, artinya tinggal 2 jam lagi masuk waktu berbuka 
Pos 2
Setelah pos 2 kita akan melewati air sungai yang cukup jernih, cukup 10 menit dari pos 2, rekomendasinya ambil air disini saja, karena belum tentu di Promasan (kebun teh) ada air.. 
– –
03.45 pm
Setelah botol-botol bekal terisi semua, perjalanan dilanjutkan. 20 menit kemudian sampailah di pos 3. Kondisi track masih stabil. Kadang turun kadang naik. Tapi lebih banyak landai. Tidak perlu beristirahat lama, kupercepat jalanku untuk mengejar berbuka di puncak.
Air Melimpah di antara Pos I dan Pos II. Ambil sebanyak mungkin Hati-hati lintah 
Tidak terlalu jauh dari pos 3 ke kebun teh promasan, beberapa rumah seperti gubug untuk menjaga dan tempat singgah penduduk menandakan sudah mulai memasuki Promasan. Terhampar kebun teh dan kebun kopi di lereng ungaran membuatku sedikit melupakan rasa haus dan lapar. Kunikmati perjalanan melalui kebun teh dan kopi, benar-benar sepi, mungkin benar apa yang dikatakan pos penjaga camp mawar kalau tidak ada yang mendaki hari ini.
– – –
04.15 pm
seperti biasa..butuh kisaran 1 jam lebih sedikit untuk mencapai promasan dari camp mawar dengan status perjalanan : santai.

Promasan

Ngabuburit sambil kerja
– – – –
04.30 pm
Dari kebun teh promasan jalan mulai mendaki, stabil mendaki tanpa ada turunan. Setengah jam dari kebun teh promasan sampailah di pos 4. Disini kuputuskan untuk istirahat sebentar. Tubuh terasa panas, mungkin efek puasa, namun cuaca gunung yang mulai dingin angin sore membuat tubuh menjadi stabil lagi.
Lapar dan haus mulai mendera….
5 menit cukup untuk istirahat. Perjalanan sebeanarnya ungaran dimulai dari titik ini, pos 4. Elevasi kurang lebih 60o dan banyak sekali pohon tumbang. Setengah jam perjalanan aku bertemu dengan tim lain yang sedang istirahat , ternyata tidak Cuma aku yang mendaki.
“Dari pos mana mas mendakinya?” tanyaku
“Kami dari medini mas. Sendiri aja mas?”
“iya” jawabku. “Ada pendaki lain mas?”
“Kosong mas hehehe, gak ada yang nyalip kami. Duluan aja mas, kami pendaki santai” jawab mereka.
Memang selain pos mawar kita juga bisa mendaki dari medini, atau dari gedong songo. Bedanya kalau dari medini tidak terlalu menanting karena bisa perjalana motor langsung ke promasan, sedangkan dari gedong songo kabarnya sudah tidak dipakai lagi.
Kulanjut perjalanan.
– – – – –

05.45 pm
30 menit kemudian pemandangan menarik menyambut pendakianku, pohon-pohon besar yang menjulang tinggi dan beberapa tumbang tergantikan padang sabana ilalang. Ada yang bilang ini adalah pos bukaan (pos terbuka) walaupun tidak ada keterangan pos yang tertancap. Jam menunjuk pada angka 5. 45 menit lagi puncak. Puncak puasa hari ini maksudnya hehe. Harapannya juga puncak ungaran.
Perjalanan Pulang. Benar-benar Sepi

Sabana Ungaran

– – – – – –

06.00 pm

Adzan sayup-sayup terdengar beriring tenggelamnya surya. Kulihat jam sudah menunjuk pada angka 6. Sudah 1 jam  melewati jalanan yang penuh ilalang. Kuamati sekeliling tempat aku berpijak, tampak barisan pohon yang membentuk benteng sepanjang kurang lebih 50 meter, namun di tengahnya terdapat jalan masuk seperti gerbang menuju gua.
“sedikit lagi sampai!”

Aku memang sedikit hapal tempat ini, karena ini pendakianku yang ke 6 di Ungaran. “Bismillah..” Kuminum sedikit bekalku. Lima menit kemudian, aku melihat dataran tertinggi dari Ungaran. Kupastikan itu adalah puncak. Surya sudah benar-benar tenggelam bersama sinarnya. Senter kunyalakan untuk menerangi lokasi-lokasi lain untuk pendirikan tenda, setelah beberapa waktu, akupun menemukan lokasi yang pas. Gelap semakin menandakan malam benar-benar sudah menyelimuti. Setelah sholat magrib, tidak sampai 20 menit tenda sudah berdiri. Kusinari lagi sekeliling lokasi, lalu aku memutuskan untuk istirahat di dalam tenda.
“Sudah kuduga aku akan sendirian disiini” Kataku dalam hati, “tidak ada yang akan mau mendaki di bulan puasa”

Bekalpun kubuka, benar-benar sedap makanan yang dimakan saat terasa sangat lapar. Aku mengira hal berat sudah terlewati, namun ternyata yang lebih berat sebentar lagi datang.

– – – – – – –

06.45 pm
Yup…memang terjadi. Hal yang lebih berat memang benar-benar datang. Hujan deeras di sertai angin kencang.
Pertama tama angin dingin datang, cukup kencang membuat tendaku sedikit bergoyang. Baru kubenahi patok tendanya tiba-tiba dilanjut dengan  hujan yang turun sangat deras bebarengan dengan petir, hanya dalam jangka 20 menit dari malam yang damai, menjadi malam mimpi buruk. Air masuk dalam tenda karena aku membawa tenda yang salah, tenda yang agak kecil dan tanpa Flysheet sebagai penutup tenda.

Akhirnya kuputuskan setelah kurapikan bekal, kubungkus diriku dengan sleeping bag, slleping bag itu ku double dengan fly sheet agar tidak basah.
Hujan masih sangat deras, bahkan dengan guntur. Aku terdiam beberapa saat hingga akhirnya tertidur.

– – – – – – – –

11.00 pm
Detik berjalan, dan menit pun mengikuti, aku terbangun dengan kondisi basah pada bagian sleeping bag  bawah yang tidak terbungkus flysheet. Kulihat jam yang ternyata menunjuk angka 11 malam. Aku tertidur empat jam. Ku cek beberapa peralatan dan bekal.

Jus 21 di tanggal 21

Setelah kupastikan semua masih ada walau masih basah, kurapikan tendaku. 4 rakaat isya dan 4 rakaat terawih kulakukan didalam tenda karena di luar masih agak gerimis. Ditengah sholat terdengat suara berisik di luar seperti orang mendirikan tenda, sedikit ada rasa lega bahwa aku tidak sendirian. Namun harapan itu sia-sia setelah kupastia yang berisik hanya patahan kayu yang tergesek ilalang. Artinya memang aku Cuma sendiri. Setelah alarm jam tangan ku setel jam 4 aku lanjutkan tidurku.

Badai jam 7 pm – 10 pm

– – – – – – – – –

04.00 am
Dan waktu menunjuk angka 4..
Sedikit sahur masih tersisa, baik makanan maupun waktu. Cuaca sepertinya sudah membaik walau berkabut. Satu jam kemudian matahari sudah mulai terbit. Belum terlalu terang, pendaki yang kutemui hari sebelumnya baru pada terlihat. Rupanya mereka membuat camp di sabana ilalang karena hujan badai semalam. Setelah bersapa, kuputuskan segera pulang agar tidak terlalu siang.

Cuaca pagi cerah di puncak

Ok ungaran dengan 2050 mDplnya sekali lagi terdaki,
Dan lebih spesial di bulan ramadhan, dengan tetap bisa menjalankan perintah-perintahNYA. Mungkin tantangan akan terasa lebih bila yang dimaksud pendakian di atas 3.000 mDpl, seperti Merbabu, atau Lawu.

Suatu saat…..
Ramadhan 21 Juli 2014

Foto-foto lain

Sunrise tertutup kabut

(Masih) sunrise yang tertutup kabut

Jam 6 pagi

Sebuah penyemangat
Selamat tinggal, sampai ketemu lagi ungaran
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 
Hoahm….ngantuk juga nulis ginian
Yang penting selesai he.he
Ini Pendakianku ke 6 di ungaran 
Cuma dari semua petualangan ke gunung, ke puncak Ungaran ini dirasa paling spesial karena pendakiannya di Ramadhan, dan Alhamdulillah masih mampu menyelesaikan puasa beserta ibadah yang menyertai baik saat naik maupun pas turun. Btw…ternyata berat pas turun lho. Itu karena pas naik timing waktunya dari siang menuju sore. Capek di awal, tapi lama-lama hilang. Waktu turun memang awal-awal adhem, tapi lama-lama panas. Dan jelas haus menyerang he.he Busyet dah hausnya. Bahkan aku sampai mandi di sungai setelah pos 2 (kalau dari puncak)
Asing…Sendiri…Sepi…Asyik…Apalagi pas malam. Kalimat “Hanya Allah yang menemani kita” benar-benar terasa. MasyaAllah lah pokok! Silahkan coba
Tip khusus tidak ada. Pada dasarnya orang tidak minum hingga 3 hari juga masih hidup.
Baca Juga :  Jalan Jalan Ke Ende, Edisi Kelimutu
Sekarang bagaimana transport kesana?
– Dari Semarang Kota kita bisa naik bus arah Banyumanik, lalu di lanjut bus ke Salatiga. Tapi ada juga bus yang langsung dari Kota Ke salatiga. Turun Di pertigaan Jalan Ungaran – bandungan. Patokannya Pom Bensin “SPBU 44.505.03 Lemah Abang”. Biaya Bis 10.000.
– Lalu lanjut angkot ke arah desa Jimbaran. Sediakan aja dulu 10.000. Tawar 5.000 
– Lalu ojek ke arah pos mawar harga sekitar 25.000. Perjalanan ke pos mawar akan melewati WISATA UMBUL SIDOMUKTI. Mantap lah
– Sampai pos mawar kita mendaftar dulu dengan mengisi formuir dan biaya administrasi. Masih murah. Titip motor 3.000, dan cuma 5000 administrasi plus paket peta lokasi track
Total cuma menghabiskan 50.000 
Logistik cukup 50.000 karena ungaran tidak membutuhkan waktu lama untuk pendakian
Artinya total semua cuma 100.000
Yang patut di ingat kalau mau belanja logistik cukup di jimbaran. Di pasarnya.
Tertarik pendakian Puasa? Coba saja.
Selamat berpetualang.
Jangan lupa coment, share, dan ikuti ya
Semoga berguna.

Filed Under: Travelling & Photography

Reader Interactions

Comments

  1. Asmirizani says

    April 18, 2020 at 9:47 am

    Wah, seru ke gunung. Semoga Ramadhan kali ini ada tulisan lanjutan ke gunungnya.

    Reply
  2. driyogosains says

    April 18, 2020 at 9:49 am

    insyaAllah kang ….. insyaAllah 😀

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

E-mail Newsletter

  • Facebook
  • GitHub
  • Instagram
  • Pinterest
  • Twitter
  • YouTube

More to See

Jasa Tender Proyek Fisik Pengadaan dan Konstruksi

April 4, 2022 By admin

Survei Bathimetri Pelabuhan Perikanan Samudra Nizamzachman, DKI Jakarta (Kesimpulan dan Foto Dokumentasi)

February 8, 2022 By admin

Footer

Text Widget

This is an example of a text widget which can be used to describe a particular service. You can also use other widgets in this location.

Examples of widgets that can be placed here in the footer are a calendar, latest tweets, recent comments, recent posts, search form, tag cloud or more.

Sample Link.

Recent

  • Contoh Dokumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Untuk Tender Lelang Kontruksi Proyek Waduk dan Embung
  • Jasa Tender Proyek Fisik Pengadaan dan Konstruksi
  • Survei Bathimetri Pelabuhan Perikanan Samudra Nizamzachman, DKI Jakarta (Kesimpulan dan Foto Dokumentasi)
  • Survei Bathimetri Pelabuhan Perikanan Samudra Nizamzachman, DKI Jakarta (Hasil Dan Pembahasan)
  • Perkiraan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan Jalan Beton, Jalan Paving, dan Jalan Aspal Lapen

Search

Copyright © 2022 · Magazine Pro on Genesis Framework · WordPress · Log in